small but nice, simple but memorable

Jumat, 12 Agustus 2011

tanggung jawab

akan ada suatu beban yang menindih punggungmu tiba-tiba saat kamu dipanggil dengan sebutan ibu.


saya mahasiswa jurusan pendidikan yang memiliki keharusan untuk mengikti serangkaian mata kuliah yang sangat berpendidikan. saat ini saya sedang dalam program ppl. bila ada yang belum tahu itu merupakan singkatan dari praktek pengalaman lapangan. praktek ini mengharuskan saya untuk berada di sekolah dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan. disana saya akan bertindak sebagai pengajar.

seperti layaknya seorang mahasiswa ppl, tahap awal yang harus saya jalani adalah sebagai guru piket. tugas guru piket adalah mengantarkan surat izin ke kelas-kelas dan memberi surat masuk apabila ada siswa yang terlambat. selain itu tugas utama guru piket adalah penjaga bel, saya harus memencet bel 45 menit sekali sebagai tanda berakhirnya mata pelajaran.

suatu hari, sedang ada salah satu guru mata pelajaran yang tidak masuk. akhirnya salah satu koordinator guru piket pada hari itu meminta saya menggantikan tugas guru yang tidak masuk tadi. otomatis saya terima karena menurut saya tugasnya tidak begitu berat dan saya sanggup untuk menjalaninya. saya masuk di kelas sepuluh. menggantikan pelajaran bahasa jepang. disana saya hanya memberi catatan dan memberi tugas amanah dari guru bahasa jepang yang tidak masuk.

saat mata pelajaran berlangsung, kata-kata ibu sering sekali terdengar. "ibu ini harus diapakan tugasnya", "ibu kita selesai sampai jam berapa", "ibu ini harus dikumpulkan dimana", "ibu saya izin ke tolet sebentar", "ibu tolong besarkan tulisannya", "ibu kenapa sensei tidak masuk", ibuu.. ibuu.. dan ibuuu..

kemudian ketika saya mengantarkan surat izin tidak masuk kekelas, saya melewati suatu tangga dan ada seorang murid yang datang menghampiri lalu dengan sergap menggapai tangan saya. tangan saya disalimi. dicium. dalam hati saya telah benar-benar diperlakukan sebagai pendidik disini. saya hanya tersenyum dan terkesima dengan semua yang saya alami.

lalu apakah sudah pantas saya di panggil menjadi ibu, bila karakter asli tidak mencerminkan seorang ibu ? ibu itu laksana wanita dewasa yang benar benar dewasa yang menjadi teladan kita selama ini. disaat tangan seorang ibu dicium oleh seorang anak, maka anak tersebut akan berharap bahwa ridho telah sampai kepadanya, berkah telah menyertai seluruh kegiatanya.

dari sana saya merasakan betapa beratnya suatu kata yang bernama tanggung jawab. kalau kamu sudah dihormati maka sudah selayaknya membalasnya dengan hormat. take and give, itu makna hidup menurut saya. saya harus benar-benar tidak bisa menganggap remeh peran yang sedang saya lakoni ini. peran yang sangat susah untuk benar-benar dimengerti dan lakon yang selalu menggunakan hati. bisa tidak bisa saya akan mengalami suatu proses yang menuntut saya menjadi lebih bijak dari sebelumnya. dan proses itu dimulai dari sekarang.

bismillaah :D

0 comments:

Posting Komentar

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena