small but nice, simple but memorable

Minggu, 21 Agustus 2011

Share is happiness

karena hidup tidak selalu menerima, ada saatnya kita untuk memberi. beri semua dengan ikhlas.












"karena kakak sayang adik, adik juga sayang kakak"

itu sepenggal lirik dari lagu yang diajarkan teman teman kita dari komunitas sahabat anak manggarai. karena mereka kakak yang sayang ke pada adik-adik maka apapun akan dilakuakn untuk bisa membantu sang adik. adik-adik yang tinggal di manggrai, adik-adik yang senantiasa bergulat dengan debu-debu dekat stasiun.












seminggu yang lalu tepatnya aku diberi kesempatan untuk datang ke acara mereka. acara yang tidak membosankan. bagi saya berada di tengah-tengah anak-anak kecil yang masih ingusan membuat kita harus ekstra sabar. celotehannya yang terkadang mengejutkan memberi kesan tersendiri yang akan menbuat kita tidak bisa diam untuk tertawa.

acara buka puasa yang diadakan di aula karang taruna manggarai ini sangat meriah menurutku. acara gabungan dari dua komunitas sosial seperti sahabat anak manggarai dan rumah harapan 23 ini memberi pengalaman baru lagi bagiku. tidak hanya pengalaman tetapi juga teman-teman yang baru.

aku akan bercerita tentang komunitas sahabat anak ini. jadi komunitas ini berisi orang - orang yang sangat berhati mulia. mereka datang dari berbagai macam latar belakang. mereka yang siap meluangkan waktu. mereka ini setiap minggu saling bergiliran mengajar di sekolah terbuka yang isinya anak-anak jalanan yang memang butuh bantuan untuk belajar. walaupun sepertinya tidak semua dari anak-anak ini merupakan anak jalanan namun tetap saja adik-adik kita yang tinggal disana sangat butuh sekali jasa dari mereka-mereka ini. komunitas ini tersebar di beberapa daerah, yang aku tau hanya di manggarai dan depok. jujur loh aku ingin sekali menjadi salah satu dari mereka :P. tentang rumah harapan 23, kalau komunitas ini yang saya tau adalah sejenis paud yang adanya di jogja dan di medan. agak mirip dengan komunitas sahabat anak, hanya saja komunitas ini lebih memperhatikan anak-anak yang hampir masuk sekolah. yang usianya dini, sekitar 3-5 tahun.












sebelum waktu bedug magrib terdengar, adik adik belajar dahulu. hari itu jatuh pada hari minggu dan minggu itu merupakan jadwal hari belajar mereka dengan kakak-kakak sahabat anak. aku berkesempatan untuk mengajar juga, anak kelas 4 sd. dan menurutku mereka pintar karena mampu menjawab soal matematikaku dengan cepat. hmmm diantara pintar atau soal yang aku buat terlalu gampang sih hehe. selesai belajar untuk menghilangkan kejenuhan ada seorang kakak yang membacakan dongeng dan mengajak bernyayi kemudian diteruskan ceramah ringan oleh kakak lainnya.









































kemudian setelah bedug magrib terdengar, kami berbuka dengan yang manis-manis sambil duduk di tikar dengan manis :D

























acara tidak berlangsung lama karena adik-adik harus pulang untuk solat teraweh maka dan acara selesai dengan suka cita.






















aku agak menyesal pulang lebih dulu karena jadi tidak bisa berbincang-bincang dengan kakak-kakak komunitas sahabat anak manggarai. tapi pengalaman ini sudah cukup membuat ramadhon tahun ini sangat berkesan. terima kasih jane, saki, lucas yang sudah mengajak aku untuk datang ke acara ini :D
Read More

Jumat, 12 Agustus 2011

tanggung jawab

akan ada suatu beban yang menindih punggungmu tiba-tiba saat kamu dipanggil dengan sebutan ibu.


saya mahasiswa jurusan pendidikan yang memiliki keharusan untuk mengikti serangkaian mata kuliah yang sangat berpendidikan. saat ini saya sedang dalam program ppl. bila ada yang belum tahu itu merupakan singkatan dari praktek pengalaman lapangan. praktek ini mengharuskan saya untuk berada di sekolah dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan. disana saya akan bertindak sebagai pengajar.

seperti layaknya seorang mahasiswa ppl, tahap awal yang harus saya jalani adalah sebagai guru piket. tugas guru piket adalah mengantarkan surat izin ke kelas-kelas dan memberi surat masuk apabila ada siswa yang terlambat. selain itu tugas utama guru piket adalah penjaga bel, saya harus memencet bel 45 menit sekali sebagai tanda berakhirnya mata pelajaran.

suatu hari, sedang ada salah satu guru mata pelajaran yang tidak masuk. akhirnya salah satu koordinator guru piket pada hari itu meminta saya menggantikan tugas guru yang tidak masuk tadi. otomatis saya terima karena menurut saya tugasnya tidak begitu berat dan saya sanggup untuk menjalaninya. saya masuk di kelas sepuluh. menggantikan pelajaran bahasa jepang. disana saya hanya memberi catatan dan memberi tugas amanah dari guru bahasa jepang yang tidak masuk.

saat mata pelajaran berlangsung, kata-kata ibu sering sekali terdengar. "ibu ini harus diapakan tugasnya", "ibu kita selesai sampai jam berapa", "ibu ini harus dikumpulkan dimana", "ibu saya izin ke tolet sebentar", "ibu tolong besarkan tulisannya", "ibu kenapa sensei tidak masuk", ibuu.. ibuu.. dan ibuuu..

kemudian ketika saya mengantarkan surat izin tidak masuk kekelas, saya melewati suatu tangga dan ada seorang murid yang datang menghampiri lalu dengan sergap menggapai tangan saya. tangan saya disalimi. dicium. dalam hati saya telah benar-benar diperlakukan sebagai pendidik disini. saya hanya tersenyum dan terkesima dengan semua yang saya alami.

lalu apakah sudah pantas saya di panggil menjadi ibu, bila karakter asli tidak mencerminkan seorang ibu ? ibu itu laksana wanita dewasa yang benar benar dewasa yang menjadi teladan kita selama ini. disaat tangan seorang ibu dicium oleh seorang anak, maka anak tersebut akan berharap bahwa ridho telah sampai kepadanya, berkah telah menyertai seluruh kegiatanya.

dari sana saya merasakan betapa beratnya suatu kata yang bernama tanggung jawab. kalau kamu sudah dihormati maka sudah selayaknya membalasnya dengan hormat. take and give, itu makna hidup menurut saya. saya harus benar-benar tidak bisa menganggap remeh peran yang sedang saya lakoni ini. peran yang sangat susah untuk benar-benar dimengerti dan lakon yang selalu menggunakan hati. bisa tidak bisa saya akan mengalami suatu proses yang menuntut saya menjadi lebih bijak dari sebelumnya. dan proses itu dimulai dari sekarang.

bismillaah :D
Read More

Selasa, 09 Agustus 2011

bukan hanya tamu












Bahkan seseorang yang tak terduga akan datang menyapamu, mungkin tidak hanya sekedar mampir tapi akan menemani kamu berbincang sampai pagi.
Memang benar aku ragu-ragu saat mempersilakan kamu masuk dan duduk dalam sofa ruang tengahku. Aku curiga kalau kamu datang bukan untuk hal yang baik-baik. Karena aku sangat berhati hati untuk menerima seseorang yang baru satu dua menit menyapaku.
Dari gelagatmu aku tau apa maksudmu, perlahan-lahan kau ingin mencuri semua perhatianku dan mungkin perasaanku. Dan benarkan akhirnya. Semua yang aku punya kini tersandra karena kamu. Meskipun aku susah payah mencari uang tembusan untuk menyelamatkan mereka, tetap saja kamu mencari beribu-ribu trik nakal yang membuat aku harus mengadaikan semua harta benda sisa-sisa yang aku punya.
Kamu handal dalam hal kriminalitas hati.

Read More

minoritas


Apa yang berbeda dari saya, saya hanya tidak menggunakan penutup kepala. Lalu apa dengan karena rambut saya dibiarkan terurai maka kalian bisa menilai saya dengan etika kelas bawah ?


Saya terlahir sebagai manusia normal dengan islam sebagai agama saya. Saya hidup di lingkungan yang sangat islam menurut saya. Saya menjalankan solat, puasa bahkan bersedekah. Bukan ingin ria hanya saja saya ingin mengungkapkan bahwa saya sama dengan kalian. Kita sama-sama islam. Kalau hanya penutup kepala memang merupakan identitas, apakah saya bisa tidak mempergunakan identitas saya. Toh walaupun saya tidak menunjukan, Allah tau kalau saya islam.
Bila saat ini saya bicara perbedaan saya dengan kalian, itu karena beribu-ribu sesak yang sudah bosan saya penjara. Selayaknya narapidana mereka punya jangka waku untuk ada disana dan sewaktu-waktu akan bebas. Mungkin ini sudah saatnya saya membebaskan mereka yang terkungkung dalam ambang kesakitan.
Saya hidup tidak neko-neko, menjalani semua pemberian Allah dengan rasa syukur bahkan saat saya dicela sebagai gadis yang tidak baik pun saya tetap bersyukur. Mungkin itu merupakan bentuk perhatian mereka kepada saya. Saya tidak menentang apapun yang mereka bilang. Saya punya hak untuk menerima atau membiarkan kritikan mereka berlalu begitu saja.
Saya memang selalu hidup dalam keminoritasan. Dikampus saya kamu marginal pemilik kepala yang permanen hitam, sedangkan mayoritas teman-teman saya memiliki kepala yang setiap harinya dapat berganti warna yang sesuai dengan pakaian yang digunakan. Kaum mayoritas selalu dianggap benar dalam segala hal dan yang pasti akan selalu menang.
Bukannya saya tidak ingin diajak benar, saya sadar kalu agama saya memang menyarankan saya mengenakan penutup kepala berwarna-warni. Tapi tidak ada hak untuk anda menjudge saya hina dengan hanya menilai dari sana. Biarkan saya sadar sendiri, jangan paksa saya.
Lihat mereka kaum mayoritas yang sesekali mengikuti saya, membiarkan rambutnya terlepas sewaktu-waktu. Apakah itu bukan munafik namanya ?? kadang kala penutup warna warni itu hanya dijadikan kedok semata, agar terlihat seperti wanita baik-baik. Padahal tidak lebih baik dari pada saya.


Coba bilang sekali lagi bila wanita dengan rambut dibiarkan terurai panjang merupakan wanita hina. Tidak kan ??
Read More

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena