small but nice, simple but memorable

Rabu, 06 Februari 2013

pertemuan malam


Kini aku duduk di tempat dimana kita bertemu. Malam disaat kamu memandangiku seperti ingin menelanjangiku. Tetap tanpa gerak dan terus menerus. Apa yang ingin kamu lihat dari mataku?

Di luar dingin, maka masuk saja. Kini kita berada diruang tamu. Dan kamu masih terus memandangku. Mencari arti dibalik mataku. Kamu tahu tidak aku salah tingkah? Apa lagi yang ingin kamu baca di bola mataku. Kejujuran atau kebohongan?

Aku memang menyembunyikan keduanya, tidak bisa aku elak kedua hal itu. Suka dan benci. Tidak selalu aku mengilaimu, aku juga tak henti-henti untuk membencimu. Tapi apa bedanya, toh kamu tetap ada di pikiranku.

Maka jangan larang aku. Untuk cinta atau benci kamu.

Dan kamu masih terus memandang, meniadakan suaraku yang terus memohon untuk menghentikan semua itu. Aku tidak mengerti maksudmu. Untuk semua tatapan itu. Aku benar-benar bugil sekarang. Satu persatu rasa kamu tanggalkan. apa lagi yang bisa aku sembunyikan darimu. Akhirnya kamu tahu semuanya. Mata dan hatiku tidak bisa berbohong. Dan aku kalah.

Kenapa kamu seperti ini, bukankah kamu hanya menganggapku sebagai teman rumahmu, bahkan kamu selalu bilang kalau aku tidak pantas untuk dirimu. Aku hitam dan kamu putih.
Jangan kamu tanya kenapa aku begini, aku hanya seorang makhluk venus yang terbiasa berpikir dengan hati. Aku mungkin luluh karena semua yang kamu lakukan selama ini kepadaku.
Kamu termakan omonganmu sendiri, aku tidak mengerti kenapa harus seperti ini. Lalu apa yang kamu harapkan dari semua ini.
Iya kamu mungkin benar. Aku terlalu munafik atau terlambat untuk meyakinkan ini semua. Aku hanya ingin kamu tahu. Aku tidak mengharapkan apa-apa darimu. Meskipun kamu akan menghilang setelah ini.
Memangnya apa yang aku lakukan selama ini terhadapmu? Aku hanya melakukan semua hal yang sama pada teman-temanku termasuk kamu.
Mungkin aku yang salah mengartikan ini semua, aku hanya mengikuti kata hati.
Kamu hanya tidak punya pilihan, mungkin seseorang yang dekat denganmu hanya aku tidak ada orang lain. Perasaanmu hanya nafsu.
Kamu salah, semakin aku membiarkan orang lain masuk dikehidupanku justru membuat aku semakin tersiksa. Hatiku sudah penuh dengan namamu. Sehingga aku tidak bisa menyisakan sedikit ruangan untuk orang lain. Seperti bak sampah yang telah penuh, semakin aku paksa untuk membuang sampah dibak itu maka sia-sia, sampah itu hanya akan mental dan tempat sampah menjadi berantakan, bau dan dipenuhi lalat,banyak penyakit disitu. Dan itu yang hatiku rasakan.
Lalu sejak kapan kamu seperti ini?
Jangan tanya kapan, karena perasaan itu datang tak terdeteksi waktu.
Mungkin kamu hanya suka dengan topengku, bukan diriku yang sebenarnya.
Dan aku hanya panggung sandiwaramu?
Kamu tahu aku tidak baik, lalu untuk apa kamu menyakiti dirimu, membuat masalah baru dikehidupanmu.
Aku tidak menganggap ini sebagai suatu masalah, semua orang tidak ada yang sempurna tapi layak untuk diberi kesempatan untuk menjadi sempurna. Mencintaimu adalah berusaha menerima semua hal buruk yang kamu punya dan tidak mengharapkan semua sikap baik yang dimiliki orang lain untuk ada di dalam dirimu.
Kamu tidak boleh seperti ini, kita teman dan akan selamanya menjadi teman. Bukannya kamu pernah bilang kalau teman itu segalanya, kalau kamu bersikap seperti ini aku tidak akan menjadi segalanya dihadapan kamu.
Iya kamu benar. Tapi kamu tidak boleh melarang seseorang untuk mencintai orang lain.

Suara malam memang selalu hening dan kamu mengalahkan keheningannya. Kenapa kamu diam? Hingga detik ini pun aku tidak bisa mengelak jika aku menikmati semua yang aku rasakan kepadamu. Entah menghangatkan atau menghanguskan nantinya.

Jika kamu menghilang suatu hari nanti, itu sudah aku persiapkan. Sampai kapanpun seseorang tidak dapat tergantikan begitu pula denganmu. Aku akan bertemu orang lain setalah kau nanti hanya saja kamu tetaplah kamu tidak ada yang bisa menggantikan dirimu. Biarkan aku terus mengikuti kata hatiku, hati tidak pernah salah ia tau kapan harus berhenti, menetapkan, dan memulai.

Dan kini aku menyesal karena malam itu tidak memelukmu, mungkin semalam itu pertemuan kita terakhir.


Pukul 17.17 ketika senja terguyur.

Read More

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena