small but nice, simple but memorable

Jumat, 19 Oktober 2012

slave


Sebuah lagu itu bisa mewakili perasaan seseorang tepatnya. Itu telah terbukti pada diri ku sendiri. Suatu hari temanku yang baru merampungkan video clip untuk bandnya mengiriman link-nya. Refleksia aku pasti menonton. Colouring yang apik dengan kemasan yang begitu kekinian membuat tampilan band ini terlihat seperti video clip bukan band baru. Tapi bukan ini yang akan aku ceritakan.
Aku kini menginjak semester akhir diperkuliahan, semester 9 tepatnya. Untuk kuliah di jenjang s-1 mendapati diri dalam keadaan seperti ini membuat rasa batin menjadi begitu getir. Waktu terus berjalan dan aku masih berada disini. Stuck!
Aku bukannya memandang berlebihan kehidupan perkuliahan di semester lawas ini, tetapi semakin kesini tebing yang aku daki begitu terjal, tidak ada pijakan sehingga aku harus kreatif memikirkan cara bagaimana agar bisa mencapai puncak dan memandangi panorama bumi dibawah sana.
Impianku detik ini hanya ingin berteriak, “ibuuuuu.... aku lulus!” sungguh Cuma itu saja.
Ibuku memang bukan tipe orang tua yang selalu menuntut, hanya saja dia terlalu sering mengingatkan. Dulu aku yang santai kini berubah menjadi pemikir. Aku tau memang sudah seharusnya berganti. Waktu cepat berputar dan begitu dinamis. Adakalanya aku butuh beradaptasi. Lingkungan perkuliahan yag terlalu dewasa menuntut aku untuk memilih ini. Aku tidak terpaksa, sungguh. Ini keharusan ini bentuk bakti ku.

“ku bawa berita dunia, demi sebuah senyum indahmu. Kan ku kayuh sepedaku melintasi dimensi waktu dan kan ku bonceng janjiku untukmu demi abdiku padamu” -upcoming
Read More

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena