small but nice, simple but memorable

Kamis, 25 November 2010

papandayan mount




perjalanan ini kurang lebih saya lakukan sebulan yang lalu, sekitar bulamn oktober. pergi ke taman wisata gunung papandayan merupakan project tahunan kampus dalam rangka ospek lapangan. namun disini saya bertindak sebagai senior sehingga tidah terbebani oleh aturan-aturan yang berlaku. tapi bukan berarti saya bisa bertindak semaunya.

baiklah, sebelumnya tujuan saya menuliskan pengalaman ini hanya untuk berbagi barangkali ada yang ingin mengunjungi gunung papandayan. gunung papandayan merupakan salah satu objek wisata yang mungkin belum banyak orang yang tahu. namun bagi kalangan pencinta gunung, gunung ini telah menjadi salah satu idola. selain pemandangan yang indah, gunung ini masih memiliki aktivitas vulkanik yang dapat dilihat dengan kasat mata. oh iya saya hampir lupa, lokasi dari gunung ini berada di Garut, Jawa barat.

kalau dilihat-lihat Topografi Gunung Papandayan umum lahannya bergunung, berbukit, dataran dan lembah. Kemiringan lahannya yaitu curam di Cagar Alam, landai di Taman Wisata Alam (TWA) dan agak curam di Cagar Alam dan TWA serta kestabilan tanahnya baik yang berlokasi di Gunung Papandayan. Jenis material tanah ialah tanah pegunungan. lalu yang saya dengar dari dosen saya, saat memberikan penjelasan di kala kajian fisik, dulu gunung ini pernah meletus seabnayak tiga kali. letusan terdasyat terjadi pada tahun 1973 yang banyak memakan korban jiwa tentunya.

jika ingin kesana Aksesbilitas di kawasan ini berupa jalan raya dari Garut - Pameungpeuk yang jenisnya jalan Propinsi dengan panjang 80 km dan lebarnya 6m dengan kondisi cukup, jalan aksesnya termasuk dalam jenis jalan Kabupaten Cisurupan - Taman Wisata Alam sepanjang 9 km dan lebar 5 km dengan kualitas jalannya cukup dan jalan setapak dari tempat parkir ke kawah sepanjang 1 km dan lebar jalannya bervariasi dengan kondisi kurang akibat dari longsor. Jenis transportasi umum berupa bis pariwisata (tidak jadwal), ada angkot yang khusus charteran bukan langsung (tidak terjadawl) angkutan tradisional (pick up) dari Cisurupan ke kawah dan ojeg dengan rute yang sama. Tarif yang berlaku dari Cisurupan ke Taman Wisata Alam untuk ojeg Rp. 8000,- per orang dan angkutan tradisional Rp. 4000,- per orang.

daripada saya bicara panjang lebar, lebih baik saya tunjukan beberapa hasil jepretan yang saya ambil disana.


bebatuan yang coklat ini menutupi punggungan pegunungan



fenomena ini terjadui akbita letusan yang terakhir kali, tahunya saya lupa. yang jelas masih belum pulih. lihat saja belum ada tanaman yang tumbuh



danau vulkanik yang ada disana, indah banget. airnya yang hijau menandakan adanya organisme yang memantulkan hijaunya



kalau yang ini kumpulan sulfur kuning yang menggunung. butirannya bisa dimakan dan dijadikan obat penyakit kulit seperti eksim


sumber lumpur ini memiliki kesamaan dengan lumpur yang ada di sidoarjo. memiliki hawa yang panas jika berada didekatnya



saya suka foto ini, saya merasa berada di negeri atas awan bila membayangkannya



asap ini muncul dari sumber kawah yang berada di bawah gunung, bau belerang sangat menyengat. jadi dianjurkan untuk memakai masker. jangan lupa dibasahi ya.




sumber air yang mengakir dari atas gunung. airnya jernih dan bila dilihat dari jauh akan berwarna hijau kebiru-biruan.



satu hal yang saya ingin sampaikan, jangan lupa membawa jaket yang hangat dan slipping bag yg tebal karena pada malam hari udarannya sangan dingin. dapat mencapai 5 derajat celsius.
jadi hangatkan diri kalian dengan membuat api unggun dibawah langit yang berbintang.
dikala malam bintang akan muncul secara brutal , fonomena tersebut tidak akan dapat kalian lihat dijakarta.

selamat berlibur :)






0 comments:

Posting Komentar

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena