small but nice, simple but memorable

Rabu, 03 November 2010

rutinitas

beginilah rutinitas, titik kejenuhan selalu hinggap di ubun-ubun kepala. menjalari segala kegundahan di dalam sang tengkorak. sudah seharusnya isi ini dibuang dengan semua tetek bengeknya. sudahlah bicara panjang lebar pun percuma karena tak bisa juga dibuang. mungkin tempat sampah organik non organik cuma bisa bergeleng-geleng karena tak tau ini masuk klasifikasi jenis mana. semua harus dijalani, dikerjakan tanpa ada perwakilan. kalau bilang menyerah pun percuma. sudah setengah jalan, dan beberapa langkah lagi hampir berakhir. namun untuk menuju sebuah titik akhir, semua harus dijalani dengan melewati rutinitas itu. jadi bagaimana hal ini bisa dibuang ?
baiklah menunggu, itu jawaban tepat. seandainya menunggu hanya dengan duduk diam sambil membaca beberapa novel atau memakan aneka cemilan pasti akan mengasyikan. miris, realitanya kegiatan menunggu itu seperti ini, seperti orang kebakaran jenggot dan berlari-lari mencari air, kalang kabut. seperti dikejar-kejar anjing galak dan berlari tunggang langgang tak terkendali. seperti sang gadis kehilangan keperawanan. seperti kucing yang keblingsatan karena disiram air. atau apapun lah itu.
bisa dipahami sekali kata pepatah lama bersakit-sakit dahulu besenang senang kemudian. hari ini sakit besok senang. hari ini tenggelam besok bisa berenang.
tentunya semua siklus ini akan abadi dialami semua orang.
jangan meyerah, seperti saat minum obat yang rasanya pahit toh akhirnya si penyakit bisa sembuh juga.










0 comments:

Posting Komentar

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena