small but nice, simple but memorable

Jumat, 16 September 2011

mungkin ini yang dinamakan kepercayaan

Disaat aku menganggap diri ini sangat biasa tenyata ada yang menganggap aku tidak biasa.

Aku kini bekerja disebuah lembaga bimbingan belajar yang menuntut aku untuk bisa mendidik mudrid murid yang umurnya 4 tahun dibawah aku. Kesannya sangat ironis karena akupun masih perlu dididik untuk bisa termotivasi belajar. Kini aku mau tidak mau harus belajar tekun agar muridku pintar. Hmmm mungkin itu istilahnya. Walaupun aku tidak berharap banyak jika nanti mereka akan ketagihan untuk terus diajari oleh aku.

Aku bilang ini salah satu tahap untuk melangkah ke ritme hidup yang lebih dewasa. Aku dianggap wanita oleh muridku dan aku harus berperan selayaknya wanita yang membimbing mereka. Aku harus menggantikan peran guru di sekolahnya. Yang artinya aku harus lebih baik dari mereka. Karena secara tidak langsung aku ini orientasi mereka.

Sampai suatu ketika atasanku berkata, bahwa beliau sangat dibantu sekali dengan kedatanganku di bimbingan belajar ini. Tugas tugasnya diringankan karena salah satu mata pelajaran yang ia ajarkan dulu kini beralih ke pangkuanku. Beliau sangat berharap sekali kepadaku supaya aku betah bekerja disini. Kemudian aku berkaca diri, bertambah lagi beban yang aku panggul. Dibalik harus mengatasi permasalahan belajar murid aku juga telah diberi kepercayaan. Kepercayaan yang sangat sulit sekali aku wujudkan, tetapi harus senantiasa terwujud.

Ini tugasku, ini pengabdiaku, ini pengorbananku, setidaknya selagi aku bisa aku akan lakukan itu semua. Sebaik mungkin, semaksimal mungkin.
Bismillah.

0 comments:

Posting Komentar

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena