small but nice, simple but memorable

Jumat, 22 April 2011

di balik dinding


Bukan berarti aku tidak mengenalmu bila kita berbeda dimensi.
Tidakkah kamu ingat saat sebentar kita bercengkrama.
Kamu banyak bercerita, aku pun banyak bercerita.
Kita sama-sama bercerita. Tentang kamu, tentang aku, kita bersama.
Jarum jam tidak pernah bergerak, selalu berhenti diangka yang sama.
Seandainya.
Jika bisa.
Aku bukan hanya sedang bermimpi.
Khayalanku cukup jauh untuk terus bermimpi.
Mimpi menatap rautmu.
Bersama-sama menghadang waktu agar terhenti sesaat.
Bisakah tidak bermain petak umpat denganku.
Aku lelah sungguh.
Mencarimu di kolong meja, di dalam lemari, bahkan di laci meja belajarku.
Sulit ku temukan kamu disini.
Aku menyerah sekarang.
Lekaslah kemari sambut kelingking kecilku.
Aku tunggu dibalik dinding.
Di dunia nyata.
Kamu tak datang.

0 comments:

Posting Komentar

© vanilla essens, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena