hingga tumpahan air tetes demi tetes mengalir dari sang atap buatan Tuhan
kalau saya lihat jalan itu akan tampak lembaran-lembaran yang mengalir menuju muara.
memang begitu seharusnya, ada awal dan akhir.
namun kita bukan dia
kita hanya kapas ringan yang jatuh dari randu
biarlah semuanya melayang-layang mengikuti tiupan angin
terbang tak berlandas
tak terarah tapi bahagia
----------
0 comments:
Posting Komentar