Aku kesana ya,
Oke
Tunggu di teras
Iya
Akhirnya kamu datang, dengan baju
batik motif sumatera, kamu mengaku selesai menghadiri undangan seorang teman. Bajumu
basah keringat karena dangdutan serta diguyur siraman hujan. Duduk manis
dikursi yang biasa kamu duduki, entah kenapa kamu begitu sumringah.
Aku mengamatimu memulai
pembicaraan dengan menanyakan kabarmu.
Hujan turun lagi, suaranya
mengiringi pembicaraan kita, obrolan mengenai teknologi dan program-program komputer
lainnya, hingga berakhir di slide persentase seminar proposal yang akan aku
hadapi seminggu lagi. Kamu bilang aku payah karena desain slideku yang standar.
Aku Cuma bilang, apalah arti sebuah desain kalau tidak memunculkan isi yang
bermakna pada pembahasannya, dan kamu tetap tak mau kalah. Huh dasar kamu keras
kepala.
Masih dengan raut muka mengejek
kamu menyuruhku membuatkan kopi. karena memang
tujuanmu kesini hanya untuk merasakan kopi gratisan dariku. Aku didihkan air
untuk menyeduh kopi instan yang selalu distock ibuku di lemari. Campuran kesal
dan pengertian ikut terlarut dalam adukan kopi itu. Selamat menikmati kataku.
Aku yang masih setengah tidak
percaya tentang keberadaan kamu disini. Bukannya tidak ingin mengelak hati tapi
dengan adanya kamu disini akan menjadi suatu ancaman pada diriku untuk terus
menginginkanmu tetap disini, dan betul saja kan, Aku mengganti hari bersama
kamu lagi.
Hei, aku tau kamu sedang bahagia
Kenapa begitu?
Jangan anggap aku tidak tau apa-apa
Memang apa yang kamu tau
Kamu berulang tahunkan hari ini,
kamu sudah semakin tua, sudah kita telepon layanan delivery sekarang, aku yang
traktir.
Kamu meraih telepon genggamku,
memainkan jari-jari besarmu untuk menekan tombol angka yang akan membawa suara
kita ke toko makanan diseberang sana. Kamu pesan makanan tanpa tau apa yang
kamu pesan.
30 menit kita habisnya dengan hal
absurd yang selalu kita lakukan. Melamun, tertawa, diam, serius, bahkan kadang
ada perasaan yang dibuat-buat hadir menimbrung. Hingga akhirnya pesanan kita
datang. Spicy Chicken burger, Orange Crunch Tiramisu ice cream, Coca cola
dan French Fries.
Pukul setengah dua pagi kala itu. Aku
memulai dengan ice cream, kamu memulai dengan burger. Kita makan mengikuti
ritme suara perut kita masing-masing. Lalu muncullah keisenganmu. Dengan sekejab
mukaku kini sudah dipenuhi ice cream, saus tomat, dan mayones. Lengket rasanya.
Kamu bilang ini lucu. Ini memang benar-benar lucu karena harus dengan pasrah
dipermalukan begini olehmu. Aku ingin menyakitimu, aku ingin membuatmu terlihat
bodoh hari ini, ini hari istimewamu, kamu bilang begitu sambil terus
mengoleskan semua itu di wajahku. Mukaku cemberut tapi hatiku merona.
Terima kasih
Untuk apa?
Hari ini
kamu memeluk
Pukul setengah tiga pagi, kamu
akhirnya pulang.
Read More