selamat
hari guru, untuk seluruh guru indonesia. guru-guru muda yang menanti
pengakuannya sebagain PNS, guru-guru senior yang menanti sertifikasi
serta guru-guru manula yang menanti pensiun :P
selamat pagi, pagi yang indah.
bersama dengan teh hangat dan bakpia oleh-oleh ibu dari jogja aku mengucapkan selamat hari guru bagi yang merayakannya.
masa
sekolah yang sudah aku lewati bersama kalian sehingga aku berada dalam
fase ini. duduk di perguruan tinggi di jurusan geografi yang sekarang
sedang dipersiapkan sebagai guru sejati. kalau boleh aku mengingatkan
memang sejak dulu aku bercita-cita sebagai guru, namun cita-cita itu
selalu tertutup oleh cita-cita yang lain. yang menurutku lebih kelihatan
berkelas bila aku pamerkan kepada teman-temanku. kini aku sungguh amat
menyesal karena selama ini bersalah kepada salah satu cita-cita itu.
hingga tuhan menitipkan aku di tempat ini, perguruan tinggi yang
menghasilkan sarjana yang dididik sebagai guru. pengajar anak bangsa dan
ikut melaksanakan janji negara yaitu mencerdaskan anak-anak bangsa.
aku
memang baru-baru ini sedang mengikuti kegiatan yang merupakan salah
satu mata kuliah wajib di kampusku. namanya PPL, program ini sama
seperti magang hanya saja tugasku disini mengajar SMA dan tentunya mata
pelajaran geografi. ah jujur aku bukan ahli di bidang pelajaran ini.
mungkin karena hati yang setengah-setengah dalam menjalankan perkuliaan
jadi ilmu yang aku tangkap pun tidak sampai setengah. sebisa mungkin dan
sesempurna mungkin aku mengajar mereka. anak kelas 2 di salah satu SMA
di Jakarta. terkadang ketika aku mengajar banyak ledekan-ledekan anak
murid yang membuat aku tidak tahan untuk tertawa. mereka raja gombal,
mungkin karena aku bertubuh pendek dan wajah aku tidak terlalu tua
dibanding guru-guru lain namun tidak jarang juga banyak murid wanita
yang memandang aku bukan siapa-siapa sehingga mereka menjadi seenaknya
dikelas, kalau sudah begitu akan aku biarkan saja. karena aku hanya
ingin mengajar pada murid yang ingin belajar. itu prinsipku.
selain
mengajar dalam program PPL, aku juga mengajar di salah satu bimbingan
belajar yang lumayan terkemuka di jakarta. aku mengajar anak sd, smp,
dan sma. tentu dengan bidang yang aku pelajari dikuliah. ips-geografi.
walau tak jarang aku harus kerja keras mengulang pelajaran dan menghafal
materi pelajaran lewat buku-buku yang aku download. namun semua kerja
keras itu terbayarkan.
jadi
suatu hari atasanku bicara kalau aku dimutasi tidak lagi harus mengajar
geografi sma, aku dipindahkan menjadi pengajar ips sd dan smp.
sejujurnya aku sangat sedih dan berat sekali berkata iya. aku sudah
akrab dengan adik-adik murid. itu nama yang aku berikan pada muridku di
bimbingan belajar. didalam kelas kami seperti teman, kami sering
mendiskusikan segala sesuatu bersama bahkan mengingatkan aku jika aku
salah atau menertawakan aku ketika tulisanku tidak terbaca. aku sungguh
nyaman di kelas mereka. tapi ini aku tidak bisa mengajar mereka lagi
karena pengaruh sistem.
seminggu
dua minggu berjalan, aku tidak lagi singgah dikelas mereka. hingga
suatu ketika dan anpa diminta ternyata adik-adik murid datang kepadaku
meminta aku ajarkan kembali, namun aku hanya bisa diam dan tidak ingin
memberi harapan kepada mereka. mereka ingin aku ajarakan kembali, mereka
meminta aku masuk kekelasnya lagi. dalam hati aku terenyuh. begitukah
aku dimata mereka, atau itu hanya semacam basa-basi. yang jelas hanya
mereka dan Tuhan yang tau. namun mendengar pernyataan itu aku jadi
tersentuh, setidaknya aku masih dibutuhkan buat mereka. dan itu
kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan dengan alat lukis apapun. aku
merasa indah. dan cuma aku satu-satunya.
adik-adik
murid yang lain, anak sd kelas 6. bukan main pintarnya, bukan main pula
nakalnya. aku sangat kewalahan sekali. kelas begitu sangat ribut.
membuat aku capek berteriak untuk menyangingi kerasnya suara mereka.
bisa dibayangkan betapa gaduhnya kelas itu. adik muridku ada 12, angga,
diva, audrey, hendra, aras, sebastian, toriq, lisa, april, ipul, farel,
dan bayu. mereka sangat berkarakter. namun ada kesamaan diantara mereka
yaitu mereka suka cerita hantu. mereka selalu memintaku untuk
menceritakan pengalaman aku mengenai makhluk tersebut. kadang mengarang
kadang realita semua aku ceritakan apa adanya. cuma aku sering sekali
berpesan pada mereka. kurang lebih intinya seperti ini, kalian tidak
boleh takut sama mereka, kalian lebih sempurna dari mereka, beribadahlah
supaya kalian bisa dijauhi dari godaanya. untuk menghadapi
makhluk mungil seperti mereka aku berusaha menampilkan sisi bijaksanaku.
cerita
lain dikelas itu, pernah suatu hari mereka ribut. gradak-gruduk bunyi
suara terdengarsampai lantai bawah. padahal kelas mereka di lantai 3.
aku luar biasa kesal. akhirnya aku datangi kelas mereka. dan keadaan
kelas begitu mengkhawatirkan, semua kursi sudah tidak beraturan
bentuknya. kertas berceceran dimana-mana, bau keringat mereka menambah
sesak ruangan yang ber ac. aku dengan volume suara yang keras memanggil
mereka. "angga bayu hendra aras apa-apaan ini. kenapa kelas jadi
berantakan seperti ini ? kalian ngapain sih ??" dengan santai hendra
menjawab "kita lagi meneladani para pahlawan kak", aku bingung masih
terpaku dan berusaha membereskan kursi sambil berpikir, "iya kak
pahlawan-pahlawan kan dulu berperang membela negara," jawab bayu sambil
ngos-ngosan. aku makin terpaku mendengar celotehan mereka. jadi mereka
main perang-perangan dengan tujuan meneladani pahlawan, aku bicara dalam
hati. aku mati gaya. diam. kemudian aku meluruskan pandangan mereka
mengenai sikap meneladani. ah kalau aku ingat peristiwa itu aku sering
tertawa-tawa sendiri didalam bus. malam yang senyap jadi ramai gara-gara
mengingat mereka.
lalu
ada lagi yang bikin aku mati gaya, jadi suatu hari aku membuat soal
dengan jawaban yang aku buat kotak-kotak berjumlah huruf yang menjadi
jawabannya, dua tiga huruf aku keluarkan secara acak agar mereka bisa
lebih mudah untuk menjawabnya. kemudian sebastian bertanya, "kakak aku
engga tau jawaban ini, aku belum diajarin kak disekolah". dengan santai
aku menjawab "di tebak aja sebastian kan hurufnya udah ada yang kakak
perlihatkan". lalu sambil menulis sebastian menjawab, "menebak itu bukan
solusi memecahkan masalah yang baik kak". deg ! aku terpaku, membisu,
mematung, tak bergerak, dan hampir kesetrum sama perkataan aku sendiri.
kalimat yang diucapkan sebastian sungguh amat indah bila aku jadikan
status facebook atau twitter. sungguh aku tidak membayangan dari mana ia
bisa bicara seperti itu. aku kakak guru yang amat mengenaskan rasanya.
dengan kejadian tadi aku kembali luruskan perkataanku.
cerita
lain lagi saat aku menjelaskan tentang benua australia di kelas,
tiba-tiba aras dengan santainya duduk dengan meletakkan kaki di meja.
sebagai pengajar yang tau sopan santun, aku mengingkatan dia kalau cara
duduk seperti itu bukan caa yang benar. saat itu aku menegur "aras duduk
yang bener dong." aras menjawab "emang duduk yang bener kaya gimana kak
?". "duduk selayaknya manusia, kamu lihat cara duduk diva" lalu sambil
menatap mataku aras dengan lantang menjawab. "engga ah kak aku kan bukan
peniru". harus aku jawab apa ?? aku selalu dibuat anak-anak ini mati
gaya.
hal
manis yang aku temukan disisi lain adalah ketika aku berulang tahun,
seorang adik murid sekonyong-konyong datang kemejaku. bertanya demikian
"kakak kemarin ulang tahun ya ?" "engga" karena memang ulang tahunku
bukan dihari itu. "kok hari minggu kemaren fotonya pegang kue ?" lisa
bertanya lagi. kemudia dengan malu-malu dia mengucapkan "selamat ulang
tahun ya kak" dibarengi dengan mengulurkan tangannya. aku jadi
tersenyum-senyum sendiri dan dengan riang mengucapka terima kasih
kepadanya.
sungguh mengesankan pengalamanku mengajar yang baru beberapa bulan ini. aku dibuat para murid kewalahan dan bergembira.
sedikit
cerita tadi merupakan secuil pengalaman yang aku dapatkan, dan mungkin
hanya setitik kisah dibalik kegiatan belajar dan mengajar guru yang
lain. aku anak baru di dunia pendidik. aku masih harus banyak mengajar,
karena memang aku belum menjadi siapa-siapa.
terima kasih adik-adik murid yang sudah memberi banyak warna di lembar bergambar yang Tuhan berikan kepadaku.